I R B A M A

I     R     B     A     M     A
http://baitulamal.blogspot.com

Rabu, 22 April 2015

ISI PIDATO PRESIDEN DI PEMBUKAAN KAA 2015

     

    INDONESIA DUKUNG PALESTINA MERDEKA

    Pidato Presiden Joko Widodo pada pembukaan Konferensi Asia Afrika, Rabu (22/4/2015),
    banyak menyentuh sejumlah permasalahan.
    Bahkan, pidato yang dinilai bagus oleh sejumlah kalangan itu juga banyak "menyentil" sikap negara-negara maju dan organisasi perkumpulan negara di dunia.
    Tidak hanya itu, pidato Jokowi yang dinilai sangat berani itu juga mendapat apresiasi yang tinggi dari puluhan kepala negara dan delegasi-delegasi anggota KAA yang hadir pada pembukaan.
    Tepuk tangan pun menggema seusai mantan Gubernur DKI Jakarta itu menutup pidatonya.
    Transkip lengkap dari pidato Jokowi di hadapan sejumlah kepala negara dan delegasi dalam KAA ke-60 bisa dilihat di bawah ini.

    ISI PIDATO PRESIDEN DI PEMBUKAAN KAA 2015


    Yang terhormat pemimpin negara dan pemerintahan, pemimpin delegasi.

    Yang terhormat, Jusuf Kalla, Megawati, BJ Habibie, Tri Sutrisno, Hamzah Haz.
    Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia saya ucapkan selamat datang di Indonesia, negara penggagas dan tuan rumah KAA 1955.
    Enam puluh tahun lalu Bapak Bangsa kami Presiden Soekarno, Bung Karno, mencetuskan gagasan tersebut demi membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika utk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka yang menolak ketidakadilan, yang menentang segala bentuk imperalisme.
    Enam puluh tahun lalu, solidaritas Asia-Afrika, kita kumandangkan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Untuk menciptakan kesejahteraan dan untuk memberi keadilan bagi rakyat kita. Itulah gelora KAA 1955. Itulah esensi semangat Bandung.
    Kini, 60 tahun kemudian, kita kembali bertemu di negeri ini, di Indonesia, dalam suasana dunia yang berbeda bangsa-bangsa terjajah telah merdeka dan berdaulat, namun perjuangan kita belum selesai.
    Yang mulia para hadirin sekalian,
    Dunia yang kita warisi sekarang masih sarat dengan ketidakdilan, kesenjangan dan kekerasan global, cita-cita bersama mengenai lahirnya sebuah peradaban baru, sebuah tatanan dunia baru berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran, masih jauh dari harapan.
    Ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang di hadapan kita.
    Ketika negara-negara kaya yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia, menghabiskan 70 persen sumber daya bumi maka ketidakadilan menjadi nyata. Ketika ratusan orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya, sementara 1,2 miliar penduduk dunia di sebelah selatan tidak berdaya dan berpenghasilan kurang dari 2 dolar per hari, maka ketidakadilan semakin kasat mata.
    Ketika ada sekelompok negara kaya merasa mampu mengubah dunia dengan menggunakan kekuatannya, maka ketidakseimbangan global jelas membawa sengsara yang semakin kentara ketika PBB tidak berdaya.
    Aksi-aksi kekerasan tanpa mandat PBB, seperti kita saksikan, telah menafikkan keberadaan badan dunia yang kita miliki bersama itu. Oleh karena itu kita bangsa-bangsa di Asia-Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua, bagi semua bangsa.

    Bagi saya, ketidakadilan global terasa semakin menyesak dada. Ketika semangat Bandung yang menuntut kemerdekaan bagi semua bangsa-bangsa Asia-Afrika masih menyisakan utang selama enam dasawarsa.
    Kita dan dunia masih berutang kepada rakyat Palestina. Dunia tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama.
    Kita tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina, kita harus terus berjuang bersama mereka. Kita harus mendukung lahirnya sebuah negara Palestina yang merdeka.
    Yang mulia pada hadirin sekalian,
    Ketidakadilan global juga terasa ketika sekelompok dunia enggan mengakui realita dunia yang telah berubah. Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang.
    Saya berpendirian pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa hanya diserahkan kepada ketiga lembaga keuangan internasional itu. Kita wajib membangun sebuah tatanan ekonomi baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru. Kita mendesak dilakukannya reformasi arsitektur keuangan global untuk hilangkan dominasi kelompok negara atas negara-negara lain.
    Saat ini dunia membutuhkan kepemimpinan global yang kolektif, yang dijalankan secara adil dan bertanggung jawab dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang bangkit, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di muka bumi, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia, siap memainkan peran global sebagai kekuatan positif bagi perdamaian dan kesejahteraan.
    Indonesia siap bekerjasama dengan semua pihak untuk wujudkan cita-cita mulia itu.
    Yang mulia pada hadirin sekalian,
    Hari ini dan esok kita berkumpul di Jakarta untuk menjawab tantangan ketidakadilan dan ketidakseimbangan itu. Hari ini dan esok, rakyat kita menanti jawaban terhadap persoalan-persoalan yg mereka hadapi.
    Hari ini dan hari esok dunia menanti langkah-langkah kita dalam membawa bangsa-bangsa Asia-Afrika berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kita bisa melakukan itu semua dengan membumikan Semangat Bandung dengan mengacu pada tiga cita-cita yang diperjuangkan para pendahulu kita 60 tahun lalu.
    Pertama, kesejahteraan. Kita harus pererat kerja sama untuk hapuskan kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan layanan kesehatan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memperluas lapangan kerja.
    Kedua, solidaritas. Kita harus tumbuh bersama dan meningkatkan perdagangan investasi di antara kita dengan membangun kerja sama ekonomi antara kawasan Asia-Afrika dengan saling membantu dalam konektivitas yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kita, bandara-bandara kita dan jalan-jalan kita. Indonesia akan bekerja menjadi jembatan maritim yang menghubungkan kedua benua.
    Ketiga, stabilitas internal dan eksternal dan penghargaan pada HAM. Kita harus bertanya apa yang salah dengan kita sehingga banyak negara Asia-Afrika dilanda berbagai konflik internal dan eksternal yang menghambat pembangunan.
    Kita harus bekerjasama menghadapi ancaman kekerasan, pertikaian dan radikalisme seperti ISIS. Kita harus melindungi hak-hak rakyat kita. Kita harus menyatakan perang pada narkoba yang menghancurkan masa depan anak-anak kita.
    Kita harus menyelesaikan berbagai pertikaian baik dalam negeri atau antar negara secara damai. Oleh karenanya Indonesia memprakarsai pertemuan informal negara-negara Organisasi Kerjasama Islam untuk mencari penyelesaian berbagai konflik yang kini melanda dunia Islam.
    Kita juga harus bekerja keras menciptakan stabilitas dan keamanan yang jadi prasyarat pembangunan bangsa.
    Kita juga harus pastikan samudera kita, laut kita, aman bagi lalu lintas perdagangan dunia. Kita menuntut agar sengketa antar negara tidak diselesaikan dengan penggunaan kekerasan. Ini tugas dan tantangan di hadapan kita yang harus kita rumuskan dalam siding KAA ini.
    Melalui forum ini saya ingin menyampaikan keyakinan saya bahwa masa depan dunia ada di sekitar ekuator. Di tangan kita. Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang ada di dua benua.

     
    #FreedomForPalentine

Jumat, 03 April 2015

Siapa Syiah Houthi, Kelompok Syiah yang Kuasai Yaman?

Siapa Syiah Houthi, Kelompok Syiah yang Kuasai Yaman?


Supporters of the Shi'ite Muslim Houthi movement attend Eid al-Adha prayers, in SanaaDisaksikan oleh tentara pemerintah Yaman yang seolah membiarkan pemberontakan terjadi di ibu kota Yaman itu , di Sanaa Tahrir Square, kerumunan besar pemberontak Syiah Houthi berkumpul secara leluasa pada 23 September untuk mendengarkan pidato tokohnya ,  Abdul Malik al-Houthi. “Ini upaya-upaya besar  di hari ini – kemenangan bagi semua orang…,” kata pemimpin Syiah Houthi tersebut  dua hari setelah para pemberontak memperketat kendali  mereka atas ibukota Yaman, Sanaa.
Pada hari Selasa Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menunjuk Ahmad Awad bin Mubarak  sebagai perdana menteri baru negara itu. Tiga minggu lalu pemerintah Yaman dan Syiah Houthi menandatangani kesepakatan mengenai pembentukan pemerintah persatuan nasional yang baru. Tapi Syiah Houthi segera menolak penunjukan Mubarak.
Siapa Syiah Houthi ?
Perlu dirunut kejadiannya sejak tokohnya , Ibnu Ali Zaidi, seorang penganut Syiah  yang memimpin pemberontakan pada abad kedelapan melawan Khalifah Muslim Umayyah .
Meskipun dianggap sebagai cabang dari Agama Syiah, Zaydis kadang-kadang disebut sebagai Sunni-nya  kaum Syiah. Mengapa? Karena dogma  Zaydis memiliki perbedaan besar dengan  Syiah Imamiyah imamah  yang dominan di Iran .
Syiah  Zaidi (Haashimites) menguasai sebagian besar bagian utara Yaman selama lebih dari 1.000 tahun. Namun pada tahun 1962, kaum republik menjatuhkan kekuasaan Imam  Zaidi , Mohammad al-Badr, dalam sebuah perang saudara di utara Yaman.
Sementara semua suku Houthi adalah penganut Syiah Zaydis, tapi tidak semua Syiah Zaydis adalah suku Houthi.
Kondisi saat ini lekat sekali dengan kejadian pada pertengahan 1990-an dengan adanya pembentukan kelompok politik dan paramiliter yang dikenal dengan  laskar Pemuda beriman , yang didirikan oleh Hussein Badr al-Din al-Houthi. Ia adalah anggota parlemen dari partai politik Al-Haqq Yaman. Ketika partai Al-Haqq mendukung ambisi separatis selatan yang dipimpin oleh Partai Sosialis Yaman, mereka menjadi sasaran aksi kemarahan partai pemerintah , Partai Kongres Rakyat, pimpinan  Presiden Ali Abdullah Saleh, sehingga  Hussein al-Houthi melarikan diri, diduga ia melarikan diri ke Suriah dan terakhir ia menetap di  Iran di mana ia menghabiskan waktu di kota Syiah,  Qom.
Sekembalinya ke Yaman, Hussein al-Houthi memutuskan hubungan dengan Partai Al-Haqq. Dia pikir partai tersebut tidak cukup radikal dalam menantang pemerintah. Dia pindah untuk menciptakan partai Pemuda beriman  pada tahun 1997 dan memimpin organisasi  lebih agresif .
Yang dihasilkan dari gerakan tersebut mengakibatkan perpecahan politik dan ideologis antara penganut Syiah Zaydism tradisional dengan Syiah Zaydism baru yang  dipimpin oleh Hussein al-Houthi  . Bahkan beberapa pemimpin suku Syiah Zaidi tradisional dan pemerintah Saleh sering menuduh Syiah Houthi membawa komando dan  kepentingan Iran, mengkonversi dogma Dua Belas Imam Syi’ah ke dalam Syiah Zaydi dan berusaha untuk mendirikan pemerintahan Syiah di utara Yaman. Sebaliknya Syiah Houthi menyalahkan presiden  Saleh untuk masuknya gerakan  Salafi menyusup ke negara Yaman dan dan mengkritik hubungan pemerintah Yaman dengan Amerika Serikat.
Ketegangan antara Syiah Houthi dan pemerintah meningkat pesat sejak awal tahun 2000-an , dengan banyaknya demonstrasi anti-pemerintah besar-besaran yang dipimpin oleh Houthi. Dan akhirnya pemberontakan Arab Spring yang menyebabkan kejatuhan Presiden Saleh dari orang nomor satu di Yaman.
Pada tahun 2004, pengikut Hussein al-Houthi  terlibat dalam demonstrasi anti-pemerintah dan segala macam kegiatan kekerasan  termasuk membobol sebuah masjid. Ketika pemerintah mengeluarkan seruan untuk penangkapan Hussein, para pengikutnya, yang kemudian dikenal sebagai Huthi, merespons dengan menyerang balik pasukan pemerintah. Pada bulan September tahun itu, pada konflik Saada pertama, Hussein terbunuh oleh pasukan keamanan Yaman yang mencoba untuk menangkapnya.
Namun dominasi keluarga Houthi dalam kepemimpinan gerakan tidak mereda dengan kematian Hussein. Ayahnya (pemuka agama syiah  Zaidi, juga disebut Hussein) dijadikan pemimpinan spiritual gerakan. Pada tahun 2006, adiknya  Hussein muda,  Abdul Malik al-Houthi dijadikan  pemimpin baru pemberontakan. Saudara-saudara lain Abdul, Yahia dan Abdul Karim, yang juga menjadi pemimpin senior kelompok itu . dan  kakak ipar Abdul Malik , Youssef al-Midani, adalah wakil pemimpin kelompok itu.
Pemerintah Saleh berulang kali mengklaim Abdul Malik telah terbunuh atau terluka parah , tetapi   ternyata ia masih hidup dan akhirnya memberikan pidatonya pada penakhlukan kota Sanaa oleh Syiah Houthi. (Arby/Dz)