I R B A M A

I     R     B     A     M     A
http://baitulamal.blogspot.com

Jumat, 29 Januari 2010

Cerutu "lalat & semut"

CERUTU (CERITA BERMUTU)
LALAT DAN SEMUT


Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.

"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.

Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.

" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."

(sahabatz.blogspot.com)

~~~

Sahabat, kesuksesan tidaklah cukup dengan kerja KERAS... akan tetapi harus diiringi dengan kerja CERDAS... selalu kreatif melakukan hal-hal yang baru... dengan belajar dan belajar dari yang terbaik... dan akan disempurnakan dengan kerja IKHLAS... sebuah ketulusan bekerja... menjadikannya sebuah ibadah yang mulia...

Jadi ingat kiat SUKSES...! (Aa Gym)
1. Kerja CERDAS
2. Kerja KERAS
3. Kerja IKHLAS

sebuah syair dari Kafilah (FNI)

"Meraih Sukses"

bila engkau bercita-cita
meraih masa depan gemilang
tempa diri dengan seksama
kerja keras sangat dipentingkan

bila tubuh bersimbah keringat
hati harus tegar dan lapang
pantang lengah dan berkesah
bulatkan tekad terus berjuang

ref:
harus tegar
harus kuat
insya Allah

bila kesulitan menghadang
hadapi dengan senyuman
ibadah dan doa dimantabkan
hanya Allah tumpuan harapan

bila sukses telah diraih
jaga diri tetap rendah hati
sujudlah untuk mensyukuri
karena semua nikmat illahi
...

Rabu, 27 Januari 2010

MUSYAR 2010

Nomor : 001 / IRBAMA / I / 2010 Jakarta,

Lampiran : 1 Berkas

Perihal : Berita Acara



Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT, Robb semesta alam, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Tiada patut ada penyembahan selain kepada-Nya, tiada hara kecuali keridhoan-Nya, tiada cinta yang patut dinantikan kecuali cinta-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosulullah SAW, hamba yang paling mulia, imam bagi seluruh umat manusia, seorang rosul yang kecintaan-Nya senantiasa mengiringi langkah para mujahid dan mujahidah yang hanya mengharap kehidupan mulia atau mati syahid.

Dengan ini kami atas nama pengurus Ikatan Remaja Masjid Baitul Amal ingin memberitahukan bahwa kami telah mengadakan suatu acara internal IRBAMA yang kami berinama MUSYAR (musyawarah besar) yang telah kami laksanakan pada ;


Hari : Rabu malam Kamis

Tanggal : 27 Januari 2010

Waktu : 20:00 - 21:30

Tempat : Masjid Baitul Amal

Pimpinan Rapat : Ali Mu’min

Notulen : Chandra Kusuma

Pembahasan :

1. Pembubaran Pengurus IRBAMA periode 2006 – 2010

2. Pemilihan Umum IRBAMA periode 2010 – 2014

3. Pembentukan Pengurusan IRBAMA periode 2010 – 2014

Hasil MUSYAR : Terlampir


Demikian berita acara ini kami sampaikan agar dapat dimengerti adanya, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


PANITIA MUSYAR ( MUSYAWARAH BESAR) TAHUN 2010

IKATAN REMAJA MASJID BAITUL AMAL

Ali Mu’min Pimpinan Musyar

Chandra Kusuma Notulen




H A S I L M U S Y A R

( MUSYAWARAH BESAR )

IKATAN REMAJA MASJID BAITUL AMAL

TAHUN 2010



I . PEMBUBARAN


Dengan acara MUSYAR ( MUSYAWARAH BESAR) IRBAMA TAHUN 2010, Pengurus IRBAMA periode 2006 – 2010 sebagai berikut:

Ketua Umum : Hendro Baskoro

Wakil Ketua : Dwi Rahmat

Sekretaris : Eka Handriasari

Bendahara : Ali Mu’min

Wakil Bendahara : Rinawati

Keputrian : Siti Mu’minah

Sekbid Humas : M. Yusuf

Sekbid Kesenian : M. Fajar

Sekbid Perpustakaan : Meilan

Sekbid Rohbintal : Wahidin

Dengan ini dinyatakan “ TELAH RESMI DIBUBARKAN “ hal-hal yang menyangkut dengan kepengurusan IRBAMA akan di alihkan kepada pengurusan yang baru.


II. PEMILIHAN UMUM IRBAMA



Hasil dari PEMILIHAN UMUM IRBAMA TAHUN 2010 telah terpilih:

Nama : MUHAMMAD TAKWADI

Pekarjaan : Pelajar

Alamat : Jln.F Gg.H3 No.25 Rt.008 Rw.02

Rawabadak Utara Koja Jakarta Utara

Dinyatakan sebagai :

KETUA UMUM IKATAN REMAJA MASJID BAITUL AMAL

PERIODE 2010 – 2014


III. PEMBENTUKAN PENGURUSAN BARU



PENGURUS

IKATAN REMAJA MASJID BAITUL AMAL

PERIODE 2010 – 2014


Penasehat : KH. Achmad Munir

Pembina : Abdul Rosyid

Penanggung Jawab : M. Syafe'i

Ketua Umum : Muhammad Takwadi

Wakil Ketua : Tri Ade Sutrisno

Sekretaris : Chandra Kusuma

Bendahara : Dwi Rahmat

Divisi Humas : Desta Permana

Divisi Kesenian : Teguh Dwi Cahyo

Divisi Perpustakaan : Adi

Divisi Rohbintal : M. Yusuf


Jumat, 22 Januari 2010

topan (tokoh panutan) BILAL BIN RABAH

>>> TOPAN (tokoh panutan)


BILAL BIN RABAH

Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, memiliki kisah menarik tentang sebuah perjuangan mempertahankan aqidah. Sebuah kisah yang tidak akan pernah membosankan, walaupun terus diulang-ulang sepanjang zaman. Kekuatan alurnya akan membuat setiap orang tetap penasaran untuk mendengarnya.

Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda' (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meinggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.

Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Sholallahu ‘alaihi wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu'minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, 'Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.

Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.

Orang-orang Islam seperti Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib masih memiliki keluarga dan suku yang membela mereka. Akan tetapi, orang-orang yang tertindas (mustadh'afun) dari kalangan hamba sahaya dan budak itu, tidak memiliki siapa pun, sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan. Quraisy ingin menjadikan penyiksaan atas mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti ajaran Muhammad.

Kaum yang tertindas itu disiksa oleh orang-orang kafir Quraisy yang berhati sangat kejam dan tak mengenal kasih sayang, seperti Abu Jahal yang telah menodai dirinya dengan membunuh Sumayyah. Ia sempat menghina dan mencaci maki, kemudian menghunjamkan tombaknya pada perut Sumayyah hingga menembus punggung... , dan gugurlah syuhada pertama dalam sejarah Islam.

Sementara itu, saudara-saudara seperjuangan Sumayyah, terutama Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang Quraisy itu mulai membuka pakaian orang-orang Islam yang tertindas itu, lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu mencambuk tubuh mereka sambil memaksa mereka mencaci maki Muhammad.

Adakalanya, saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang menyiksa mereka secara lahir, sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal-semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya.

Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad ... (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ....“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad....”

Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan 'Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.

Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, sang tiran, Umayyah bin Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah2 Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad..., Ahad..., Ahad..., Ahad....” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.

Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas1.
Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada Abu Bakar, "Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya."
Abu Bakar membalas, "Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya..."

Ketika Abu Bakar memberi tahu Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia telah membeli sekaligus menyelamatkan Bilal dari cengkeraman para penyiksanya, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Bakar, "Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk membayarnya, wahai Abu Bakar."
Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu menjawab, "Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah."

Setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu.. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu Bakar dan 'Amir bin Fihr. Malangnya, mereka terkena penyakit demam. Apabila demamnya agak reda, Bilal melantunkan gurindam kerinduan dengan suaranya yang jernih,

Duhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti
Aku bermalam di Fakh3 dikelilingi pohon idzkhir4 dan jalil
Akankah suatu hari nanti aku minum air Mijannah5
Akankah aku melihat lagi pegunungan Syamah dan Thafil6
Tidak perlu heran, mengapa Bilal begitu mendambakan Mekah dan perkampungannya; merindukan lembah dan pegunungannya, karena di sanalah ia merasakan nikmatnya iman.... Di sanalah ia menikmati segala bentuk siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah.... Di sanalah ia berhasil melawan nafsu dan godaan setan.

Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam.. Bilal selalu mengikuti Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanyma saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan RasulullahSholallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.

Ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam.
Biasanya, setelah mengumandangkan azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alashsholaati...(Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan....)” Lalu, ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.

Suatu ketika, Najasyi, Raja Habasyah, menghadiahkan tiga tombak pendek yang termasuk barang-barang paling istimewa miliknya kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengambil satu tombak, sementara sisanya diberikan kepada Ali bin Abu Thalib dan Umar ibnul Khaththab, tapi tidak lama kemudian, beliau memberikan tombak itu kepada Bilal. Sejak saat itu, selama Nabi hidup, Bilal selalu membawa tombak pendek itu ke mana-mana. Ia membawanya dalam kesempatan dua shalat id (Idul Fitri dan Idul Adha), dan shalat istisqa' (mohon turun hujan), dan menancapkannya di hadapan beliau saat melakukan shalat di luar masjid.

Bilal menyertai Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam dalam Perang Badar. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-Nya dan menolong tentara-Nya. Ia juga melihat langsung tewasnya para pembesar Quraisy yang pernah menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.

Ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau berjalan di depan pasukan hijaunya bersama 'sang pengumandang panggilan langit', Bilal bin Rabah. Saat masuk ke Ka'bah, beliau hanya ditemani oleh tiga orang, yaitu Utsman bin Thalhah, pembawa kunci Ka'bah, Usamah bin Zaid, yang dikenal sebagai kekasih Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasihnya, dan Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam..

Shalat Zhuhur tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, termasuk orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam saat itu, baik dengan suka hati maupun terpaksa. Semuanya menyaksikan pemandangan yang agung itu. Pada saat-saat yang sangat bersejarah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memanggil Bilal bin Rabah agar naik ke atap Ka'bah untuk mengumandangkan kalimat tauhid dari sana. Bilal melaksanakan perintah Rasul Sholallahu ‘alaihi wasallam dengan senang hati, lalu mengumandangkan azan dengan suaranya yang bersih dan jelas.

Ribuan pasang mata memandang ke arahnya dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya. Tetapi di sisi lain, orang-orang yang tidak beriman dengan sepenuh hatinya, tak kuasa memendam hasad di dalam dada. Mereka merasa kedengkian telah merobek-robek hati mereka.

Saat azan yang dikumandangkan Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”. Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, "Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu.... Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah, kami tidak menyukai orang yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi." Maksudnya, adalah ayahnya yang tewas dalam Perang Badar.

Khalid bin Usaid berkata, "Aku bersyukur kepada Allah yang telah memuliakan ayahku dengan tidak menyaksikan peristiwa hari ini." Kebetulan ayahnya meninggal sehari sebelum Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masuk ke kota Mekah..

Sementara al-Harits bin Hisyam berkata, "Sungguh malang nasibku, mengapa aku tidak mati saja sebelum melihat Bilal naik ke atas Ka'bah."
Al-Hakam bin Abu al-'Ash berkata, "Demi Allah, ini musibah yang sangat besar. Seorang budak bani Jumah bersuara di atas bangunan ini (Ka'bah)."
Sementara Abu Sufyan yang berada dekat mereka hanya berkata, "Aku tidak mengatakan apa pun, karena kalau aku membuat pernyataan, walau hanya satu kalimat, maka pasti akan sampai kepada Muhammad bin Abdullah."
Bilal menjadi muazin tetap selama Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam hidup. Selama itu pula, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai suara yang saat disiksa dengan siksaan yang begitu berat di masa lalu, ia melantunkan kata, "Ahad..., Ahad... (Allah Maha Esa)."

Sesaat setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengembuskan napas terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana tak kuasa menahan tangis, maka meledaklah suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharu biru.

Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.

Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Bilal juga meminta izin kepadanya untuk keluar dari kota Madinah dengan alasan berjihad di jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam.

Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus mengizinkannya keluar dari kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, "Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya."

Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, aku benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah."

Bilal menyahut, "Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam wafat."

Abu Bakar menjawab, "Baiklah, aku mengabulkannya." Bilal pergi meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia tinggal di daerah Darayya yang terletak tidak jauh dari kota Damaskus. Bilal benar-benar tidak mau mengumandangkan azan hingga kedatangan Umar ibnul Khaththab ke wilayah Syam, yang kembali bertemu dengan Bilal Rodhiallahu ‘anhu setelah terpisah cukup lama.

Umar sangat merindukan pertemuan dengan Bilal dan menaruh rasa hormat begitu besar kepadanya, sehingga jika ada yang menyebut-nyebut nama Abu Bakar ash-Shiddiq di depannya, maka Umar segera menimpali,

"Abu Bakar adalah tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal)."
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, sejumlah sahabat mendesak Bilal agar mau mengumandangkan azan di hadapan al-Faruq Umar ibnul Khaththab. Ketika suara Bilal yang nyaring itu kembali terdengar mengumandangkan azan, Umar tidak sanggup menahan tangisnya, maka iapun menangis tersedu-sedu, yang kemudian diikuti oleh seluruh sahabat yang hadir hingga janggut mereka basah dengan air mata. Suara Bilal membangkitkan segenap kerinduan mereka kepada masa-masa kehidupan yang dilewati di Madinah bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam..

BiIal, "pengumandang seruan langit itu", tetap tinggal di Damaskus hingga wafat. Saat menjelang kematiannya, istri Bilal menunggu di sampingnya dengan setia seraya berkata, "Oh, betapa sedihnya hati ini...."

Tapi, setiap istrinya berkata seperti itu, Bilal membuka matanya dan membalas, "Oh, betapa bahagianya hati ini.... " Lalu, sambil mengembuskan napas terakhirnya, Bilal berkata lirih,
"Esok kita bersua dengan orang-orang terkasih...
Muhammad dan sahabat-sahabatnya
Esok kita bersua dengan orang-orang terkasih...
Muhammad dan sahabat-sahabatnya"

1) Satu Uqiyah adalah jenis berat timbangan. Konversi berat Uqiyah di beberapa negara Arab berbeda. Sebagai contoh, di Mesir 1 Uqiyah = 37 gram. Sementara di Halab, 1 Uqiyah = 320 gram. Lihat: Mu'jam al-Lughah al-'Arabiyah al-Mu'aashirah, karya Hans Wehr.
2) Abthah adalah saluran air yang mengering sehingga yang tersisa hanya pasir dan batu kerikil.
3) Nama suatu daerah dekat Mekah.
4) Idzkhir adalah sejenis tumbuhan yang menyebarkan bau harum.
5) Mijannah adalah salah satu pasar bangsa Arab pada masa Jahiliah. Jaraknya sekitar 12 Mil dari Mekah.
6) Syamah dan Thafil adalah nama gunung di Mekah.
Sumber: Shuwar min Hayaati ash-Shahabah (kisahislam.com)

Jumat, 15 Januari 2010

Cerutu "Tukang kayu dan Rumahnya"

>>> Cerutu ( cerita bermutu )


" Tukang kayu dan Rumahnya "

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan perumahan. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.

Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta oleh tuannya. Hasilnya bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.

“Ini adalah rumahmu” katanya, “hadiah dari kami.” Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

*****

Sahabat, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadang, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.

Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan 'rumah' yang sedang kita bangun adalah ekhidupan kita. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan 'rumah' kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.

Terima kasih telah membacanya,,,jazakallah,,,
Semoga bermanfaat

Jumat, 08 Januari 2010

Awas ada Pembajak Al-Qur'an


Awas ada Pembajak Al-Qur'an


Suatu ketika, Amr bin al-’Ash, sebelum masuk Islam, pernah diutus kepada Musailamah al-Kadzdzâb. Musailamah lalu bertanya, “Apa yang saat ini turun kepada sahabatmu (Muhammad) di Makkah?”

Amr menjawab, “Sesungguhnya baru saja turun kepada Muhammad satu surah yang ringkas tetapi padat isinya.”

“Apa itu?” tanya Musailamah lagi.

Amr kemudian membaca al-Quran surah al-’Ashr, “Wa al-ashr. Inna al-insâna lafî husyr; illâ al-ladzîna âmanû wa ‘âmilû ash-shâlihât wa tâwâshaw bi al-haqq wa tawâshaw bi ash-shabr (Demi waktu. Sungguh, manusia itu selalu merugi; kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran). (QS al-’Ashr [103]: 1-3).”

Musailamah lalu berpikir sejenak. Ia kemudian berkata, “Sesungguhnya kepadaku juga baru saja turun wahyu yang serupa.”

“Apa itu?” tanya Amr.

Musailamah lalu membaca, “Yâ wabr, yâ wabr. Innamâ anta udzunâni wa shadr. Wa sâ’iruka haqr[un] faqr (Hai kelinci, hai kelinci. Engkau hanyalah binatang yang memiliki dua telinga dan dada, sementara di sekelilingmu ada lubang kecil).”

Setelah itu Musailamah bertanya, “Amr, bagaimana pendapatmu?”

“Demi Allah, engkau pasti tahu, bahwa aku tahu, sesungguhnya engkau ini pendusta!” jawab Amr. (Ibn Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-’Azhîm, I/203).



****

Pembaca yang budiman, terkait dengan ribut-ribut seputar nabi palsu beberapa waktu lalu, dalam kasus aliran al-Qiyadah al-Islamiyah atau Ahmadiyah, kita sering dihadapkan pada upaya para nabi palsu tersebut untuk “membajak” al-Quran. Kitab Tadzkirah, misalnya, yang diklaim oleh pengikut Ahmadiyah sebagai kumpulan wahyu dari Allah yang turun kepada Mirza Ghulam Ahmad, isinya tidak lebih dari upaya Mirza—la’natullâh ‘alayh—membajak al-Quran. Ayat-ayat al-Quran dia jiplak, kemudian redaksi dan maknanya dia plintir di sana-sini sesuai dengan kehendak hawa nafsunya. Jadilah Tadzkirah sebagai “al-Quran palsu”, yang kemudian dianggap oleh para pengikutnya sebagai kitab suci.

Mirza Ghulam Ahmad bukanlah orang pertama yang berupaya “membajak” al-Quran. Mirza hanyalah pengekor, bukan pelopor. Pelopornya adalah Musailamah al-Kadzdzâb, yang juga mengklaim sebagai nabi. Dia kebetulan hidup sezaman dengan Rasulullah Muhammad saw. Bedanya:
(1) Musailamah hanya membajak sebagian kecil al-Quran, yakni surah al-’Ashr, sebagaimana terpapar dalam riwayat di atas, sementara Mirza membajak al-Quran itu sendiri;
(2) Musailamah hanya membajak redaksi sebagian kecil al-Quran, sementara Mirza bukan hanya membajak redaksi sebagian besar al-Quran, tetapi sekaligus membajak maknanya.

Namun demikian, baik Musailamah maupun Mirza, juga para nabi palsu lainnya—la’natullâh ‘alayhim—sama-sama sesat dan menyesatkan (dhâll[un] mudhill[un]). Mereka adalah orang-orang kafir yang menyimpang dari al-Quran maupun as-Sunnah, sebagaimana kaum Yahudi dan Nasrani.



****

Jika kita cermati, selain orang-orang seperti Musailamah al-Kadzdzâb dan pendiri Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad, sebetulnya ada orang-orang selain mereka yang juga gemar “membajak” al-Quran. Di antara mereka, yang paling menonjol saat ini adalah kelompok Liberal. Kelompok Liberal memang tidak selancang Musailamah ataupun Mirza pendiri Ahmadiyah yang mengklaim kenabian.

Namun, mereka hakikatnya sama-sama “pembajak” al-Quran. Jika Musailamah hanya membajak redaksi al-Quran, lalu Mirza Ghulam Ahmad membajak redaksi sekaligus makna al-Quran, maka kaum Liberal membajak al-Quran dari sisi maknanya saja. Untuk mendukung paham pluralisme, misalnya, mereka memelintir nash li kull[in] ja’alnâ minkum syir’at[an] wa minhâj[an] (QS 5: 48) dengan memberikan makna bahwa setiap agama memang memiliki syariah yang berbeda-beda tetapi tujuannya tetap satu: Tuhan. Karena itu, menurut mereka, umat Islam tidak boleh memonopoli kebenaran sembari menganggap umat lain salah/sesat.

Padahal Allah sendiri menyatakan, hanya Islam agama yang diakui-Nya (QS 3: 19). Lalu untuk mendukung dialog antaragama, kaum Liberal juga sering memelintir makna kalimatun sawa (QS 3: 64) sebagai “titik temu” agama-agama. Intinya, menurut mereka, Islam dan agama-agama lain, meski berbeda-beda, memiliki core yang sama sehingga dimungkinkan adanya dialog antaragama.
Padahal Allah sendiri menyatakan, bahwa agama selain Islam adalah tertolak (QS 3: 85). Kemudian, untuk menolak jihad syar‘i sebagai perang melawan orang-orang kafir di jalan Allah, mereka sering memelintir makna jihad sekadar secara bahasa, yakni “bersungguh-sungguh”, atau paling banter dikatakan bahwa jihad hanyalah perang untuk membela diri (defensif). Padahal dalam sejarah, Rasulullah saw. sendiri lebih sering melakukan jihad ofensif (menyerang) dalam rangka futuhât untuk menyebarluaskan Islam. Demikian seterusnya. Singkatnya, sebagaimana Musailamah ataupun Mirza, kelompok Liberal kerap membajak al-Quran sesuai dengan kehendak hawa nafsu mereka.

Jika demikian, sesatkah kelompok Liberal, sebagaimana Musailamah al-Kadzadzab atau Mirza Ghulam Ahmad beserta para pengikutnya?

Ketika menafsirkan frasa, wa lâ adh-dhâllîn (bukan pula orang-orang yang sesat), dari potongan QS al-Fatihah ayat 7, para mufassir seperti Imam ath-Thabari, Imam al-Baidhawi, Imam al-Qurthubi dan lain-lain memaknai kata sesat (dhâll[un]) sebagai “menyimpang dari sunnah yang lurus dan jalan kebenaran”. Karena itulah, menurut ath-Thabari (I/195) maupun al-Baidhawi (I/11), Allah menyebut kaum Nasrani sebagai kaum yang sesat karena penyimpangan mereka dari kebenaran (baca: Islam).

Walhasil, sesungguhnya orang-orang kafir, kaum yang mengklaim Muslim tetapi meyakini adanya nabi setelah Rasulullah Muhammad saw., juga mereka yang suka membajak al-Quran—baik sekadar redaksinya saja, redaksi sekaligus maknanya, ataupun sekadar maknanya saja—sesuai dengan kepentingan hawa nafsu mereka, pada dasarnya adalah orang-orang yang sesat dan menyesatkan. Na‘ûdzu billâhi min dzâlik! [doel]

Jumat, 01 Januari 2010

STRATEGI DAKWAH REMAJA MASJID


Remaja masjid merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan umat, selain itu juga memiliki peran menyebarkan syiar Islam ketengah-tengah masyarakat sekitarnya dengan program-program pembinaan dan pemakmuran masjid.

Namun amat disayangkan, remaja masjid sering terjebak di dalam kegiatan yang bersifat rutinitas ‘ubudiyah semata, seperti peringatan hari-hari besar Islam (PHBI) dan sejenisnya. Padahal banyak sekali peran dan fungsi yang dimiliki oleh sebuah remaja masjid, sehingga diperlukan kesungguhan dan keahlian yang seksama dalam mengelola sebuah remaja masjid.

Mengelola remaja masjid pada saat ini memerlukan ilmu dan keterampilan manajeman. Berbagai metode menajemen modern yang ada saat ini merupakan alat bantu yang perlu dipergunakan oleh pengurus remaja masjid. Pengurus remaja masjid harus mampu menyesuaikan diri dengan riak perkembangan zaman. Tak ada alasan untuk mengelak. Sebab, bukan saatnya lagi pengurus remaja masjid mengandalkan sistem pengelolaan tradisional, yang tanpa kejelasan perencanaan, tanpa pembagian tugas, tanpa laporan pertanggunganjawaban, dan sebagainya.

Dengan sistem pengelolalan yang tradisional, remaja masjid tak mungkin berkembang. Bukannya maju, mereka malah akan tercecer dan makin lama makin jauh tertinggal bahkan tergilas oleh perputaran zaman. Kegiatannya akan sulit mendapat dukungan dan simpati masyarakat sekitar. Di sinilah pentingnya mempelajari ilmu manajemen modern, atau sekurang-kurangnya menerapkan manajemen praktis dalam mengelola remaja masjid.

Manajemen sendiri, menurut George R. Terry dapat diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi dakwah kontemporer yang perlu dilakukan remaja masjid ada pada 3 (tiga) hal yaitu; Perencanaan, Pemberdayaan SDM, dan Pemasaran Remaja Masjid.

I. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah suatu cara untuk merumuskan kegiatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam hidup ini kitapun harus mempunyai rencana. Merencanakan merupakan sebuah keharusan. Tanpa rencana akan sulit mencapai tujuan. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Hasyr : 18)

Perencanaan adalah ibarat kompas bagi seseorang yang memasuki hutan, atau suluh di malam gelap. Perencanaan adalah alat yang paling vital dalam mengelola sebuah organisasi, karena ia merupakan dasar bertindak, merumuskan dengan jelas tujuan/sasaran yang hendak dicapai, menentukan prioritas dan akhirnya merupakan tolak ukur suatu keberhasilan atau kegagalan..

Sebenarnya, perencanaan adalah proses berpikir untuk menentukan tindakan berkaitan dengan hasil yang hendak dicapai. Sepintas lalu masa depan sebuah organisasi secara tepat memang belum bahkan tidak akan pernah dapat dipastikan pada saat ini. Namun, dapat dipastikan bahwa apapun di dunia ini pasti berubah, berubah secara baik dan dinamis, berubah secara semu (konstan/stagnan) atau bahkan berubah kearah yang lebih buruk (negatif).

Maka apabila kita ingin melakukan perubahan dengan mengubah keadaan yang sekarang ke arah peningkatan, tentu kita harus melakukannya melalui perencanaan yang matang. Sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS.13:11).

Dalam proses perencanaan kita harus mampu membayangkan atau mengantisipasi masa depan dengan asumsi yang berdasarkan logika dan berdasarkan penelitian yang ada. Rencana bukan berangan-angan, tetapi sesungguhnya berhitung dan bekerja keras.

Dalam perencanaan hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

1. Visi dan misi yang jelas

Saat ini Istilah visi dan misi menjadi istilah populer di kalangan aktivis organisasi. Berbagai organisasi berupaya memiliki visi dan misi agar tidak dianggap ketinggalan jaman. Namun hanya sedikit dari aktivis organisasi yang mengetahui arti visi dan misi yang sesungguhnya.

Misi adalah maksud atau tugas utama organisasi yang unik (yang membedakannya dengan organisasi lainnya). Misi yang dibuat sebuah organisasi harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyan berikut ini:

1. Siapa kita?

2. Mengapa kita dibentuk?

3. Apa yang kita kerjakan?

4. Apa keunggulan utama kita?

5. Siapa yang kita layani?

6. Dimana kita mengerjakannya?

Misi yang jelas adalah misi yang dibuat dalam kalimat yang singkat dan sederhana (KISS=Keep It Short and Simple), sehingga mudah dicerna dan diingat. Semakin terfokus dan semakin unik misi sebuah organisasi maka semakin jelas serta efektif organisasi tersebut.

Misi berfungsi sebagai pedoman umum bagi organisasi dalam rangka mencapai tujuannya (visinya). Ia ibarat "rute" yang harus ditempuh organisasi. Jika organisasi tidak konsisten menjalankan misinya, maka organisasi menjadi sulit, bahkan tidak mungkin mencapai tujuannya.

Sedang visi adalah cita-cita atau harapan yang luhur dari organisasi. Visi yang jelas adalah visi yang merupakan gambaran riil dari masa depan organisasi. Oleh sebab itu, visi bersifat materil (konkret dan dapat diukur). Sebaliknya misi bersifat spirituil (kejiwaan).

Visi yang baik adalah visi yang terfokus dan dibuat dalam kalimat yang menarik, sehingga mampu memotivasi anggota organisasi. Visi sebaiknya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk dijangkau.

Visi dan misi harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi secara berkesinambungan, sehingga lama kelamaan menjadi budaya organisasi (organization culture).

Visi dan misi dapat diubah jika tidak lagi sesuai dengan situasi internal dan eksternal (lingkungan) organisasi. Oleh karena itu, visi dan misi sebaiknya bersifat fleksibel. Kejelian mengantisipasi perubahan jaman merupakan kunci dari pembuatan visi dan misi yang fleksibel. Kekakuan dalam merubah visi dan misi yang tidak lagi sesuai perkembangan jaman akan membuat organisasi menjadi stagnan, dan akhirnya terpaksa dilikuidasi. Sebuah pepatah mengatakan: if you don't change, you'll die (jika engkau tidak berubah, engkau akan mati). Ini juga berlaku untuk visi dan misi organisasi masjid.

2. Program yang realistis

Banyak organisasi remaja masjid yang membuat program tanpa didasari kemampuan yang ada, sehingga akhirnya mereka membuat program yang cantik di atas kertas tapi sulit direalisasikan. Hal ini karena mereka membuat program tanpa terlebih dahulu melakukan analisa kemampuan organisasi. Salah satu model analisa kemampuan organisasi yang cukup mudah diterapkan adalah Analisa SWOT (SWOT Analysis).

Analisa SWOT adalah analisa kemampuan yang memperhatikan unsur kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan atau ancaman (threat) organisasi. Kekuatan dan kelemahan lebih mengarah pada situasi internal organisasi. Sedang peluang dan ancaman lebih mengarah pada situasi lingkungan (eksternal) organisasi.

Remaja masjid perlu membuat analisa SWOT dengan melakukan pendataan terhadap apa saja yang termasuk kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman organisasinya. Dari data tersebut, lalu dibuat strategi yang nantinya akan mewarnai program kerja organisasi.

Ada dua model pembuatan strategi berdasarkan analisa SWOT, yakni :

a. Model Kuadran SWOT

Model Kuadran SWOT akan menghasilkan alternatif strategi yang perlu dilakukan organisasi remaja masjid, yakni strategi ekspansi (pengembangan kegiatan), strategi diversifikasi (pilih-pilih kegiatan), strategi konsolidasi (pemantapan kegiatan) atau strategi bertahan/bubar (mempertahankan/membubarkan kegiatan).

b. Model Matrik TOWS

Model Matrik TOWS menghasilkan empat strategi, yakni :

- Strategi SO (memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

- Strategi WO (menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang)

- Strategi ST (memakai kekuatan untuk mengindari ancaman)

- Strategi WT (memerkecil kelemahan dan menghindari ancaman)

Dari strategi yang dibuat berdasarkan analisa kemampuan organisasi, lalu dibuat program kerja jangka pendek/jangka panjang berdasarkan strategi. Bukan berdasarkan obsesi atau keinginan individu. Dan juga bukan berdasarkan "nafsu besar, tenaga kurang."

Program kerja yang baik sekurang-kurangnya mencakup unsur-unsur sebagai berikut :

a. Nama kegiatan

b. Sasaran kegiatan

c. Waktu kegiatan

d. Tempat kegiatan

e. Biaya kegiatan

f. Objek kegiatan

g. Standar prestasi kegiatan

Setelah melakukan analisa kemampuan, dilanjutkan dengan implementasi program yang harus berbobot. Implementasi program yang berbobot tidak dapat lepas dari pengorganisasian (organizing) dan pengarahan (actuating) yang baik. Beberapa unsur pengorganisasian yang perlu dilakukan remaja masjid antara lain; Membuat struktur organisasi berdasarkan program, membuat uraian pekerjaan tugas (job description) berdasarkan pemerataan tugas, menempatkan personil pengurus berdasarkan kemauan, kemampuan, dan kesempatan, serta menginventarisir sarana/fasilitas dan dana yang dibutuhkan.

Sedang unsur pengarahan (actuating) organisasi masjid yang perlu diwujudkan antara lain adalah: Kemampuan memotivasi, kemampuan bekerja sama, kemampuan mengelola konflik dan kemampuan berkomunikasi timbal balik.

3. Pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas

Setiap organisasi harus mempunyai pembagian tugas dan wewenang yang jelas bagi pengurusnya. Tugas dan wewenang yang diberikan kepada seseorang harus berdasarkan kecakapannya, bukan berdasarkan kedekatan dan sebagainya. Disamping itu penyerahan tanggung jawab harus disertai kejelasan nama atau jabatan yang bersangkutan supaya dapat menghilangkan keragu-raguan dan mencegah pengalihan tanggung jawab kepada orang lain. Jika semua orang bertanggung jawab terhadap satu tugas, tugas itu tidak akan dapat dilaksanakan. Sebab nantinya setiap orang akan beranggapan bahwa orang lain akan melakukannya.

Tugas dan wewenang yang diberikan juga harus disertai dengan kejelasan tanggung jawab kepada siapa harus bertanggung jawab? siapa saja yang dapat berkoordinasi? sejauhmana wewenang yang diberikan?.

II. Pemberdayaan SDM

Pemberdayaaan SDM remaja masjid adalah upaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas remaja mesjid menjadi da'i yang memahami cara berda'wah yang baik (fiqhud da'wah). Sebab da'wah membutuhkan seni tersendiri dalam menyampaikannya, sebagaimana firman Allah: "Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ..." (QS. An Nahl : 125).

Sedangkan para remaja (SDM) yang mengurusinya juga merupakan orang-orang "pilihan" yang mempunyai karakteristik tersendiri yaitu sebagaimana tercantum dalam surat At Taubah ayat 9.

Oleh karena itu pemberdayaan SDM remaja masjid adalah sebuah kemestian yang harus di tindak lanjuti secara serius. Potensi yang ada harus selalu diasah dengan berbagai ketrampilan-ketrampilan yang dapat mendukung kinerja remaja masjid itu sendiri. Ketrampilan-ketrampilan bisa didapat melalui pelatihan-pelatihan yang bermutu, studi banding, seta kegiatan-kegitan ilmiah lainnya.

Dalam pemberdayaan SDM hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Penumbuhan motivasi dalam bekerja (achievement motivation).

Motivasi merupakan motor utama dalam beraktifitas. Ia merupakan kekuatan yang mendorong atau menarik yang tercermin dalam tingkah laku yang konsisten menuju tujuan tertentu.

Motivasi harus selalu di perbaharui agar tidak mengendur di pertengahan jalan. Oleh sebab itu remaja masjid harus selalu menyadari bahwa sesungguhnya memakmurkan masjid adalah tugas yang sangat mulia dan 'nyunnah'. Bukankah Rasulullah dahulu menjadikan mesjid sebagai pusat aktivitas masyarakat. Bagaimana beliau menjadikan masjid sebagai sebuah basis untuk menata sebuah masyarakat.

Orang yang mempunyai motivasi tinggi umumnya mereka mempunyai beberapa karakter sebagai berikut :

1. Suka memecahkan persoalan pribadi.

2. Cenderung mengambil tantangan (taking risk).

3. Selalu menggunakan umpan balik.

4. Merasa memiliki waktu terbatas.

5. Mengerjakan sesuatu penuh kreatifitas dan inovatif.

2. Pengembangan jiwa kepemimpinan (leadership skills).

Pengurus remaja masjid diharapkan juga memiliki jiwa pemimpin. Mereka dapat mengatur dirinya sendiri tanpa terpengaruh dengan perkembangan yang ada di sekitar. Ciri orang yang berjiwa kepemimpinan adalah mereka dapat bervisi akan masa depan, kemudian lmengembangkan suatu strategi dalam menggapai visi tersebut dengan cara membangun kerjasama dengan berbagai pihak serta selalau memberikan motivasi yang kuat untuk melaksanakan strategi yang telah dibuat.

3. Penumbuhan pribadi - pribadi yang proaktif dan kreatif.

Pribadi yang proaktif adalah pribadi yang selalu mempunyai sikap inisiatif,yang penuh tanggung jawab untuk membuat suatu hal terjadi. Keputusan yang diambil bukan berdasarkan perasaan atau pengaruh lingkungan disekitarnya, tetapi sikap dasar (nilai-nilai) yang dianutlah yang mengendalikan jiwanya dalam menentukan keputusannya.

Sedangkan pribadi yang kreatif adalah pribadi yang mempunyai kepekaan akan sesuatu problem dan banyak mengeluarkan banyak ide-ide alternatif dalam rangka mengatasi problem tersebut serta dapat mengkombinasikan berbagai macam ide dengan berbagai macam cara dengan pandangannya yang fleksibel untuk melakukan perbaikan secara konstruktif.

4. Penerapan pola pengkaderan yang berkesinambungan Sehingga diharapkan dapat menghasilkan kepengurusan yang dinamis, meliputi:

  • Analisa syarat pekerjaan.
  • Cari calon anggota yang cocok.
  • Deskripsikan tugas pada calon anggota
  • Tempatkan calon anggota pada kemampuannya.
  • Evaluasi penempatan anggota.

III. Pemasaran

Makna Strategi Pemasaran Remaja Mesjid

Strategi : Pola keputusan yang konsisten dan integral untuk mencapai tujuan organisasi

Pemasaran : Suatu upaya optimal memuaskan kebutuhan konsumen demi mencapai keuntungan yang langgeng bagi organisasi

Strategi pemasaran remaja mesjid : Suatu pola keputusan yang konsisten dan integral untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh pengurus organisasi remaja mesjid demi tercapainya tujuan organisasi remaja mesjid

Manfaat Strategi Pemasaran Remaja Mesjid

Bagi pengurus :

1. Terpacu untuk berpikir kreatif

2. Peka terhadap permasalahan umat

3. Menjadi pribadi yang inklusif

4. Menghilangkan kejenuhan berorganisasi

5. Menumbuhkan semangat kompetisi

Bagi organisasi :

1. Menambah kuantitas anggota

2. Mempermudah kaderisasi

3. Meningkatkan prestise organisasi

4. Memelihara eksistensi organisasi

Bagi umat :

1. Menambah jumlah muslim yang mendukung perjuangan umat

2. Meningkatkan kemampuan umat untuk bersaing dengan umat lainnya

3. Memberikan sumbangsih menuju umat yang "rahmatan lil alamin"

Sasaran Strategi Pemasaran Remaja Mesjid

1. Terwujudnya kinerja organisasi remaja mesjid yang mampu menarik konsumen

2. Tercapainya visi/misi organisasi remaja mesjid

3. Terealisirnya program kerja yang sesuai dengan sumber daya yang ada

Unsur-Unsur Strategi Pemasaran Remaja Mesjid

1. Costumer (konsumen)

2. Company (organisasi/lembaga)

3. Competitor (pesaing)

4. Change (perubahan)

Sedangkan dalam Pemasaran, hal yang harus diperhatikan adalah;

1. Metode da’wah yang lebih kreatif, variatif dan persuasif.

2. Mengembangkan program-program yang bersifat inklusif

3. Mensosialisasikan program-program kepada masyarakat dengan inovatif.

Wallahu’alam bishowab

Satria Hadi Lubis, MM, MBA

(Direktur Eksekutif THE LIFE MANAGEMENT)