I R B A M A

I     R     B     A     M     A
http://baitulamal.blogspot.com

Jumat, 28 Mei 2010

BEDA SEDIKIT




Ternyata kita dengan Rasulullah saw cuma beda


“sedikit”.

Rasulullah sedikit makan, kita sedikit sedikit makan.

Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit sedikit tidur.

Rasulullah sedikit marah, kita sedikit sedikit marah.

Rasulullah sedikit sedikit sedekah, kita sedikit sedekah.

Rasulullah sedikit sedikit beramal, kita sedikit beramal.

Rasulullah sedikit sedikit menolong, kita sedikit menolong.

Rasulullah sedikit sedikit Ikhlas, kita Ikhlasnya sedikit.


JADI KAPAN KITA MULAI BERUSAHA
MENGEJAR PERBEDAAN
YANG "HANYA SEDIKIT" ITU ?????



Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai ALLAH, ikutilah aku, niscaya ALLAH mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali ‘Imran [3]: 31)

Al-Hasan al-Bashri berkata, “Salah satu tanda kecintaan seorang manusia kepada ALLAH adalah mengikuti sunnah Rasul-NYA.”

Dzunnun al-Mishri berkata, “Salah satu tanda kecintaan kepada ALLAH Azza Wa Jalla adalah mengikuti apa yang diperbuat oleh kekasih ALLAH dalam akhlaq, perbuatan, urusan dan sunnah-sunnahnya.”


semoga ini dapat menjadi bahan renungan kita
sehingga kita dapat lebih berusaha untuk mencintai, bahkan mengikuti
perilaku Rosulullah SAW.

Jumat, 21 Mei 2010

cerutu "Raja Sehari"


Dahulu ada sebuah Kerajaan yang sangat aman, rakyatnya makmur dan sentosa. Raja ini selalu memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Sang Raja selalu berkeliling negeri untuk melihat langsung kondisi rakyatnya.

Suatu Sang Raja mendengar rintihan seorang pemuda yang kelaparan. Si Ibu dengan suara lemah mengatakan kepada anaknya bahwa dia sudah tidak memiliki lagi persediaan makanan. Raja terkejutdi negerinya ada rakyatnya yang kelaparan.

Sang Raja berfikir sebentar. Kemudian dia membuat sebuah kesempatan untuk Sang pemuda. Dia memerintahkan prajuritnya. untuk secara diam-diam membawa sang anak ke istana ketika dia tidur, malam itu juga.

Ketika Pemuda itu tidur, secara diam-diam beberapa Prajurit membawa pemuda tanpa sepengatahuan siapapun termasuk pemuda itu sendiri.

Raja ingin memberikan jabatannya sebagai Raja selama sehari untuk si pemuda tersebut.Diaingin tahu apa yang akan dilakuakn si Pemuda.

Pagi harinya ketika terbangun dari tidurnya si anak heran, dimanakah dia berada? Segera beberapa pembantu istana menjelaskan bahwa dia saat ini di istana kerajaan dan diangkat menjadi Raja.
Para Pembantu istana sibuk melayaninya.Sementara itu di tempat terpisah si ibu kebingungan dan cemas karena dia mendapati anaknya hilang dari rumahnya. Di carinya kemana-mana tapi sang anak pujaan hati tetap tak ditemukannya. Siang harinya sambil menangis dan bercucuran air mata si ibu pergi ke istana Raja untuk meminta bantuan mencari anaknya ke pelosok negeri. Di gerbang istana si ibu tertahan oleh Para Penjaga istana dan tidak diijinkan untuk bertemu dengan Raja.

Namun demikian, seorang Penjaga itu masuk ke dalam dan memberi tahu kepada Sang Raja baru (Pemuda) bahwa di luar istana ada seorang ibu tua lusuh dan kelaparan yang sedang mencari anaknya yang hilang. Sang Raja kemudian memerintahkan untuk mensedekahkan satu karung beras kepada ibu tua miskin tersebut.

Malam harinya Sang Raja baru itu tidur kembali di kamarnya yang megah dan mewah.Tengah malam, Sang Raja yang asli dengan Para Pembantunya secara diam-diam kembali memindahkan pemuda yang sedang tidur lelap itu kembali ke rumah ibunya.

Esok pagi si ibu sangat gembira karena telah menemukan kembali anaknya yang hilang kemarin. Sebaliknya si Pemuda heran kenapa dia ada disini kembali. Si ibu bercerita bahwa kemarin dia mencarinya kesana-kemari hingga pergi ke istana untuk minta bantuan, dan pulangnya dia diberi oleh Raja sekarung beras. Si Anak segera menyadari bahwa dialah kemarin yang memberi sekarung beras itu.

Kemudian bergegas dia pergi ke istana dan menghadap Raja, dengan lugu dia minta diangkat kembali menjadi raja. Walau cuma sehari .Sang Raja segera menolak dengan mengatakan bahwa waktu/kesempatannya menjadi raja sudah habis.

Si Pemuda tetap memohon,sambil menghiba-hiba Pemuda itu minta hanya sejam saja bahkan beberapa menit saja, tetapi Sang Raja tetap menolak

Sang Pemuda pulang dengan hati penuh penyesalan.Kenapa dia sangat kikir dulu, seandainya dia dermawan maka tidak hanya sekarung beras yang dia kirim tetapi mungkin berton-ton beras yang dia kirim.

~~~

Tahukah sahabat ?..

Itulah analogi kehidupan kita sekarang. Kelak di akhirat ada orang-orang menyesal. Mereka tidak pernah beramal untuk akhirat. Mereka tidak pernah mengirim beras ( pahala ) yang banyak untuk kampung akhirat mereka.

Mereka meminta kesempatan untuk kembali ke dunia, agar bisa beramal sebaik mungkin... tapi, itu tidak mungkin... karna hidup hanya sekali.

Maka, mari kita optimalkan kehidupan didunia ini yang hanya sekali, untuk ibadah dan kebaikan. Karena kita tidak tau kapan ajal menjemput kita. Bisa saja, hari ini adalah hari terakhir kita... maka, kenapa kita masih saja berbuat dosa, dan masih ragu dan malas tuk beribadah kepada-Nya?

Begitu banyak kasih sayang Allah Tuhan kita, dengan kasih sayang yang berbentuk berbagai peringatan-peringatan yang datang kepada kita.

Ya, Mungkin tulisan ini adalah yang kesekian ribu peringatan kasih sayang-Nya....

Tinggal diri kita,... apakah akan kita abaikan peringatan dan kesempatan itu hingga kesempatan itu habis?

...

Terimakasih sahabat telah membaca, semoga bermanfaat bagi kita semua...
^_^

Jumat, 14 Mei 2010

cerutu "Toples"


Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya.

Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples mayones kosong yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.

Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.

Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.

Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples… Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh… Para murid dengan suara bulat berkata, “Yes”…

Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa…

“Sekarang,” kata profesor ketika suara tawa mereda, “Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu.”

“Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting – Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat. Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh. Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil. Pasir adalah hal-hal yang lainnya – hal-hal yang sepele. Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples,” lanjut profesor, “Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu.”

“Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian.”

“Jadi …”

“Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu. Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check up kesehatan. Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam. Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan.”

“Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf – Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya.”

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, “Kopi mewakili apa?”

Profesor tersenyum, “Saya senang kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat…”

Jumat, 07 Mei 2010

Surat buat Anakku


Anakku yang kusayangi....
Pada suatu saat di kala kamu menyadari bahwa aku telah menjadi sangat tua,
cobalah berlaku sabar dan cobalah mengerti aku.

Anakku yang kusayangi….

Pada suatu saat di kala kamu menyadari bahwa aku telah menjadi sangat tua,
cobalah berlaku sabar dan cobalah mengerti aku.

Jika banyak makanan yang tercecer di kala aku makan…,
jika aku mendapat kesulitan mengenakan pakaianku sendiri…,
sabarlah !
Kenanglah saat-saat di mana aku meluangkan waktuku untuk mengajarimu tentang segala hal yang kau perlu tahu, ketika kau masih kecil.

Jika aku mengulang mengatakan hal yang sama berpuluh kali,
jangan menghentikanku ! Bersabarlah mendengarkan aku!
Ketika kau kecil, kau selalu memintaku membacakanmu cerita yang sama berulang-ulang, dari malam yang satu ke malam yang lain hingga kau tertidur,
dan aku lakukan itu untukmu!

Jika aku enggan mandi atau membutuhkanmu untuk memandikanku, jangan memarahiku, dan jangan katakan kepadaku bahwa itu memalukan!
Ingatlah berapa banyak pengertian yang kuberikan padamu menyuruhmu mandi di kala kecilmu.

Jika aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
janganlah menertawaiku! Beri aku waktu lebih banyak untuk mengerti!
Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan di saat kecilmu.

Jika terkadang aku menjadi pelupa dan aku tidak dapat mengerti dan mengikuti pembicaraan, beri aku waktu untuk mengingat dan jika aku gagal melakukannya, jangan sombong dan memarahiku, karena yang penting bagiku adalah…
aku dapat bersamamu dan dapat berbicara padamu.

Jika aku tak mau makan, jangan paksa aku!
Aku tahu bilamana aku lapar dan kapan aku tidak lapar.
Bersabarlah terhadapku….

Ketika kakiku tak lagi mampu menyangga tubuhku,
untuk bergerak seperti sebelumnya…,
bantulah aku dengan cara yang sama ketika aku merengkuhmu dalam tanganku,
mengajarimu melakukan langkah-langkah pertamamu.

Pada suatu saat nanti, ketika aku katakan padamu bahwa aku tak lagi ingin hidup…,
ketika aku ingin mati…,
jangan marah…!

Karena pada saatnya nanti kau juga akan mengerti.
Cobalah untuk mengerti bahwa pada usia tertentu,
kita tidak benar-benar “hidup” lagi, kita hanya “tidak mati”.

Suatu hari kelak kau akan mengerti bahwa di samping semua kesalahan yang aku buat, aku selalu ingin apa yang terbaik bagimu dan bahwa aku siapkan dasar bagi perkembangan dan kehidupanmu kelak.

Aku mengajarimu banyak hal…,
cara makan yang baik…,
cara berpakaian yang baik…,
berperilaku yang baik…,
bagaimana menghadapi problem dalam kehidupan….

Kau tak usah merasa sedih, tidak beruntung atau gagal di hadapanku melihat kondisiku dan usiaku yang sudah bertambah tua.

Kau harus ada di dekatku, mencoba mengerti aku bahwa hidupku adalah bagimu, bagi kesuksesanmu, seperti apa yang aku lakukan pada saat kau lahir.

Bantulah aku untuk berjalan, bantulah aku pada akhir hidupku dengan cinta dan kesabaran. Satu hal yang membuatku harus berterima kasih padamu adalah senyum dan cintamu padaku.

Aku mencintaimu, Anakku …..

salam cinta
"ayahmu"

Minggu, 02 Mei 2010

DEWAN PENGURUS MASJID JAMI BAITUL AMAL


Dewan Pengurusan Masjid Jami Baitul Amal

PERIODE 2010 - 2015


Dewan Penasehat : KH. Achmad Munir

Dewan Penasehat : KH. M. Panji Supena

Dewan Pengawas : H. M. Agah Hana Koswari

Ketua Umum : Drs. Abdul Rosyid

Wakil Ketua : Sukarya

Sekretaris 1 : Ali Mu’min

Sekretaris 2 : Ashari

Bendahara 1 : Susworo

Bendahara 2 : Ade Aspuri

Seksi Urusan Wanita : Hj. Hasiatun

Seksi Pembangunan 1 : H. Abdul Latief

Seksi Pembangunan 2 : Daenuri

Seksi Ibadah 1 : Ust Mustari

Seksi Ibadah 2 : H. Busadli

Seksi Humas 1 : Ruah Sugiarto

Seksi Humas 2 : Muhamad Zein

Seksi Kepemudaan 1 : Suhaedi

Seksi Kepemudaan 2 : M. Qomarudin

Seksi Peralatan 1 : Djum’at

Seksi Peralatan 2 : Muji Syukur

Seksi Amil : M. Siran

Seksi Kemakmuran Masjid : Barokah

Seksi Pembantu Umum : Remaja Masjid