I R B A M A

I     R     B     A     M     A
http://baitulamal.blogspot.com

Jumat, 16 Juli 2010

Hakikat Do’a

Hakikat Do’a

berdoa

Do’a adalah intinya ibadah. (HR. Tirmidzi)

Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya’la)

Oleh : Aa’ Gym

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin. Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi washahbihii ajmai’iin.

Jika ada sebuah pertanyaan, kenapa Allah tidak mengabulkan atau mengijabah do’a? Sudah begitu jelekkah ummat Islam sehingga do’anya tidak dikabulkan? Sebetulnya berbeda urusannya, antara kita berdo’a dengan dikabulkannya do’a tersebut. Karena kita diperintah berdo’a oleh Allah, sedangkan mengabulkan itu adalah kehendak Allah. Sesuai dengan kebijakan, kearifan dan janji-Nya.

Bukankah kita tidak berdo’a saja ternyata lebih banyak diberi? bukankah kita tidak berdo’a untuk meminta nafas, tapi buktinya kita selalu bernafas. Kita tidak berdo’a untuk minta makan, namun, bukankah sampai saat ini kita makan terus? Banyak yang tidak kita minta, namun telah diberikan oleh Allah SWT. Bahkan yang tidak berdo’a juga sama-sama diberi oleh Allah rejeki. Yang meminta jodoh ada yang belum mendapatkan jodohnya. Namun, yang tidak minta malah ada yang lebih dari satu. Yang tidak minta anak ada yang dikarunia banyak anak, namun ada yang telah meminta ternyata belum diberi oleh Allah.

Jadi do’a itu tidak selalu identik dengan harus terwujud apa yang kita inginkan, karena apa yang kita inginkan belum yang terbaik untuk diri kita. Allah lah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita berdo’a itu, PERTAMA, sebagai ibadah. Seperti pada hadits pembuka di atas.. Do’a adalah inti dari ibadah. Bagi kita, berdo’a akan dikabul atau tidak, Insya Allah tetap jadi amal soleh. Karena apa yang kita minta belum tentu yang terbaik dan belum tentu manfaat. Maka, kita dikaruniakan bisa berdo’a saja itu sudah rejeki. Do’a itu merupakan dzikir. Do’a itu ibadah. Berdo’a itu tidak mudah, karena tidak semua orang bisa berdo’a.

Lalu yang KEDUA, bentuk ijabahnya do’a itu tidak harus sesuai keinginan. Karena sekali lagi keinginan kita, apa yang kita inginkan belum tentu manfaat untuk kita dan belum tentu yang terbaik untuk kita. Hanya Allah yang Maha Tahu yang terbaik untuk setiap hamba-Nya.

Kehidupan ini hanya dimenangkan oleh orang yang kuat iman. Karena kalau kita beriman kepada Alloh, saat diberi nikmat lalu kita bersyukur, Insya Allah jadi kebaikan. Diberikan musibah lalu kita bersabar, Insya Allah merupakan kebaikan pula.

Tidak ada yang kerugian bagi orang beriman. Naik pangkat, berhasil dapat untung besar, semuanya tidak identik dengan ijabahnya do’a. Bahkan bisa jadi merupakan fitnah. Maka, yang harus kita lakukan kini adalah terus-menerus berdo’a. Karena do’a adalah dzikir kepada Allah. Terserah Allah akan dikabulkan seperti apa, karena memang segalanya milik Dia. Yang penting kita terus istiqomah untuk memperbaiki diri. Terus istiqomah untuk berbuat yang lebih baik.

Kemenangan itu adalah bagi orang yang bertaqwa, “A’udzubillaahi minasyaithoonirrojiim, Inna Akramakum ‘indallaahi Atqaakum” artinya Orang yang menang adalah orang yang kokoh iman dan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar