Cinta dan Pernikahan
CINTA pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian sesuatu itu (dalam hal ini cinta) tergantung dari bingkainya. Ada cinta yang dibingkai dengan sesuatu yang suci dan halal namun ada juga yang dibingkai dengan sesuatu yang kotor dan haram. Dan cinta juga bukan hanya sekedar ketertarikan secara fisik belaka. Ketertarikan secara fisik hanyalah salah satu awal atau permulaan cinta, dan itu hanya pemicunya aja, tetapi bukan puncaknya. Dan menyukai keindahan adalah sudah menjadi fitrah manusia. Rasa cinta terhadap seseorang disamping dilihat dari keindahan bentuk dan rupa juga harus disertai atau melihat keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.
Rasulullah saw bersabda,
Nikahilah perempuan karena empat hal, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikkannya, karena agamanya. Meski demikian, hendaklah kamu mengutamakan perempuan yang taat beragama, karena hal itu akan menguntungkan dirimu. (HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah saw bersabda,
Barangsiapa yang menikahi perempuan karena kedudukannya, maka Allah tidak akan menambah tinggi kedudukannya kecuali akan membenamkannya ke dalam kenistaan. Barangsiapa yang menikahi perempuan karena nasabnya, maka ALLAH tidak akan menambah kedudukannya kecuali akan memebenamkannya ke dalam kehinaan. Barangsiapa yang menikahi perempuan tiada lain kecuali karena ingin menjaga pandangan matanya, menjaga kemaluannya, atau ingin mencurahkan kasih sayangnya, maka ALLAH akan memberkahi dirinya karena perempuan itu, dan ALLAH memberkahi perempuan itu karena dirinya. (HR.Thabrani)
Perasaan cinta itu sejatinya adalah fitrah. Pada awalnya perasaan cinta bisa diibaratkan dengan bibit sebuah bunga. Agar bibit tersebut dapt tumbuh dengan baik dan subur ya harus dirawat, dijaga, dipupuk dan disirami. Dan agar bunga tersebut dapat tumbuh dengan indah dan sempurna, maka harus disah-kan dengan yg namanya ijab qabul. Karena kalo ngga, berbagai macam tumbuhan liar, rumput liar dan bahkan hama akan menyertai tumbuhnya bunga tersebut, bahkan mungkin bisa merusak, mengurangi keindahannya, dan bahkan mungkin bisa menjadikan bunga tersebut mati.
Islam adalah agama fitrah karena itulah Islam tidaklah membelenggu perasaan manusia. Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu… dijaga, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya. Islam membersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram…
Dan bagi insan yang saling mencintai pernikahan adalah sesuatu yang harus menjadi tujuan utama mereka. Karena jika gak dibingkai dalam lembaga pernikahan, dikhawatirkan cinta itu justru akan menjerumuskan manusia ke lembah dosa dan jurang kemaksiatan.
PERNIKAHAN adalah obat yang sangat tepat bagi dua orang anak manusia yang saling mencintai agar terhindar dari dosa dan maksiat. Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan ALLAH SWT sebagai pemersatunya. Jika dilandasi oleh niat yang suci, maka gak ada yang melebihi ikatan ini. Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana dua orang yang saling mencintai memilih untuk hidup bersama dan berjanji untuk saling mengasihi, saling menyayangi, saling menghormati dan berbagi hidup baik suka maupun duka… *merinding euy.. *
Pernikahan itu adalah ladang ibadah bagi pasangan suami istri.. sangat banyak ladang ibadah yang bisa digarap bersama-sama setelah menikah, yang insya ALLAH akan semakin mendekatkan diri suami istri tersebut kepada ALLAH. Saling mencintai karena ALLAH adalah mencintai karena mencari ridho ALLAH, bukan cinta karena hawa nafsu belaka dan cinta yang melanggar syariat. Terlalu banyak ladang ibadah dan kebaikan yang bisa digarap dalam suatu ikatan yang namanya pernikahan, apalagi jika menikah dengan orang kita cintai..ehmm.. Insya ALLAH pernikahan tersebut akan menjadi jembatan bagi suami istri tersebut untuk mendapatkan kebahagian yang abadi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ALLAH berfirman pada Hari Kiamat, “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR. Muslim; Shahih)
Dari Abu Muslim al-Khaulani radhiyallahu ‘anhu dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan dari Rabb-nya, dengan sabdanya, ‘Orang-orang yang bercinta karena ALLAH berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.”
Abu Muslim radhiyallahu ‘anhu melanjutkan, “Kemudian aku keluar hingga bertemu ‘Ubadah bin ash-Shamit, lalu aku menyebutkan kepadanya hadits Mu’adz bin Jabal. Maka ia mengatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan dari Rabb-nya, yang berfirman, ‘Cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling tolong-menolong karena-Ku, dan cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku.’ Orang-orang yang bercinta karena Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya.” (HR. Ahmad; Shahih dengan berbagai jalan periwayatannya)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia menuturkan, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ALLAH berfirman, ‘Orang-orang yang bercinta karena keagungan-Ku, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para nabi dan syuhada iri kepada mereka.” (HR. At-Tirmidzi; Shahih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar