Salman bin Abdulaziz Al Saud
سلمان بن عبدالعزيز آل سعود
Lahir 31 Desember 1935
Adalah Raja Arab Saudi ketujuh,
Penjaga Dua Kota Suci,
dan pemimpin Wangsa Saud saat ini.
Ia menjabat sebagai wakil gubernur
dan kemudian
Gubernur Riyadh selama 48 tahun
dari tahun 1963 sampai 2011.
Dia
diangkat sebagai Menteri Pertahanan pada tahun 2011.
Ia juga terpilih
sebagai Putra Mahkota pada tahun 2012
setelah kematian saudaranya Nayef
bin Abdulaziz Al Saud .
Salman diangkat sebagai Raja Arab Saudi pada 23 Januari 2015
setelah kematian saudara tirinya, Raja Abdullah.
Raja baru Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud, dikenal cakap
berdiplomasi. Ia menjadi gubernur Riyadh selama hampir 50 tahun dan
dikenal sebagai mediator handal dalam menyelesaikan perselisihan di
dalam keluarga kerajaan itu.
Peran Salman, 79, semakin bertambah sejak 2014 lalu setelah Raja
Abdullah, yang juga abang tirinya, sakit-sakitan. Abdullah tutup usia
Jumat dini hari (23/1) dalam usia 90 tahun.
Salman menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi sejak 2011 dan
memimpin militer negara itu sewaktu bergabung bersama Amerika Serikat
dan negara-negara Arab lain melakukan serangan udara terhadap Suriah
pada 2014 guna melawan militan Negara Islam (ISIS) – kelompok militan
Sunni yang mulai dinilai Saudi sebagai ancaman terhadap stabilitas
nasionalnya.
Salman banyak memainkan peran ketika kelompok ultra-konservatif
negara pengekspor minyak terbesar di dunia itu berupaya menghadapi
tekanan sosial dari kaum muda Arab Saudi.
Lebih dari separuh jumlah penduduk Arab Saudi yang berjumlah 20 juta
orang itu berusia di bawah 25 tahun. Kaum muda ini kerap menguji aturan
dan sikap kerajaan atas perkembangan kebebasan berpendapat di Internet,
yang tak jarang diwarnai kritik terhadap keluarga kerajaan.
Namun kesehatan raja baru ini menjadi keprihatinan serius. Ia pernah
terserang stroke sedikitnya satu kali, yang membatasi gerakan lengan
kirinya.
Raja Abdullah semasa berkuasa sempat melakukan sejumlah reformasi
guna memodernisasi negara itu, termasuk meningkatkan pendidikan dan
memberi hak politik yang lebih besar kepada kaum perempuan Arab Saudi.
Salman menyetujui reformasi yang dilakukan, meski ia juga menyuarakan
keprihatinan karena menurutnya reformasi berlangsung terlalu cepat.
Menurut dokumen pertemuan yang dibocorkan oleh Wikileaks, dalam
sebuah pertemuan pada 2007, Salman mengatakan kepada Duta Besar Amerika
untuk Saudi ketika itu, “karena faktor-faktor sosial dan budaya yang
lebih berperan dibanding agama maka perubahan harus dilakukan secara
perlahan dan dengan penuh kehati-hatian”. Tampaknya ia merujuk pada
begitu banyaknya suku-suku di kerajaan tersebut.
Pada 2010, dalam wawancara dengan Karen Elliot House, penulis buku
“On Saudi Arabia: Its People, Religion, Fault Lines”, Salman mengatakan
jika Amerika bisa bersatu karena demokrasi, Arab Saudi pada dasarnya
bersatu karena keluarga kerajaan – the Al Sauds.
Mengutip wawancaranya itu, House mengatakan kepada Associated Press,
“kita tidak bisa memiliki demokrasi di Arab Saudi karena jika kita
melakukannya maka setiap kesukuan akan membentuk partai dan kemudian
Arab Saudi akan bernasib seperti Irak dan kacau”, ujar Salman.
Salman adalah salah satu dari "Sudeiri Seven" atau tujuh putra yang
lahir dari salah satu istri kesayangan Raja Abdul Aziz Al Saud, Hussa
binti Ahmad Sudeiri. Pendahulu Abdullah, Raja Fahd, ada di antara
ketujuh bersaudara itu, demikian pula dua putra mahkota pertama
Abdullah, Sultan dan Nayef, masing-masing meninggal pada 2011 dan 2012
sebelum naik tahta.
Menurut surat kabar Asharq Al Awsat – sebagaimana dikutip Associated
Press – Salman juga dikenal memiliki hubungan yang sangat luas dengan
suku-suku di Arab Saudi dan pengaruhnya semakin memperluas jaringan
bisnis keluarga kerajaan.
Pada usia relatif muda, pada 1963 Salman menjadi gubernur Riyadh dan
dalam waktu 48 tahun ia berhasil mengubah kota padang pasir yang
terisolasi itu menjadi kota yang dipadati gedung-gedung pencakar langit,
universitas dan jaringan makan cepat saji ala Barat.
Ia juga berjuang memenuhi tuntutan ketersediaan rumah yang terjangkau
dan fasilitas transportasi publik yang layak bagi empat juta penduduk
kota itu. Jabatan gubernur Riyadh ini membuat Salman sangat dikenal di
dunia internasional, terutama juga karena kota ini kerap didatangi
utusan internasional dan tamu-tamu VIP. Salman dengan cakap berhasil
mengamankan investasi asing bagi ibukota Arab Saudi itu.
Salman diangkat menjadi menteri pertahanan pada 2011 dan ketika Nayef meninggal, ia dinobatkan sebagai putra mahkota.
Putra-putra Salman antara lain Pangeran Abdulaziz yang menjabat
sebagai Wakil Menteri Urusan Perminyakan, Pangeran Faisal yang juga
gubernur Madinah dan Pangeran Sultan yang merupakan astronot Arab
pertama dan sekaligus kepala otoritas pariwisata Arab Saudi. Namun
putranya yang paling berpengaruh adalah Pangeran Mohamed – putra pertama
dari istri ketiga Salman.
Jumat, 30 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar