Dibalik Qurma
Ada dua kesenangan yang akan diperoleh oleh orang yang berpuasa, yaitu ketika berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Rabb-nya, seperti hadits berikut ini :
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
(HR Bukhari Muslim)
Dan kira-kira apa yang terbayang di benak kita menjelang berbuka puasa? Kolak, bubur kacang ijo, es campur, jus, gorengan, kue dan penganan yang manis-manis atau beragam makanan yang menggiurkan lainnya?! Tidak bisa dipungkiri, sederet minuman dan penganan itulah yang muncul ketika kita berniat membatalkan puasa. Memang, berbuka puasa dengan beragam minuman dan makanan seperti tesebut di atas adalah sesuatu hal yang lumrah dan wajar. Namun, bukankah minuman dan penganan tersebut memiliki efek samping yang kurang bagus disaat tubuh istirahat dari makan dan minum selama seharian penuh?
Makanan alternatif yang sungguh jauh lebih baik dari segala macam jenis makanan untuk berbuka puasa adalah KURMA. Sebagai makanan pembuka, kurma memang berada di urutan paling atas yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini :
Jika salah seorang di antara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih dan suci. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Tapi tahukah Anda manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi kurma sehingga Rasulullah pun menganjurkan umatnya untuk berbuka puasa dengan buah yg satu ini?
Jika kita berbuka puasa, organ pencernaan kita (khususnya lambung) butuh sesuatu yang lembut agar bisa bekerja lagi dengan baik. Jadi makanannya haruslah yang mudah dicerna dan juga mengandung gula dan air dalam satu makanan. Tidak ada makanan yang mengandung gula dan air yang lebih baik daripada yang disebutkan oleh hadits Rasul. Nutrisi makanan yang paling cepat bisa dicerna dan sampai ke darah itu adalah zat gula, terlebih makanan yang mengandung satu atau dua zat gula (kalau tidak glukosa, ya sukrosa).
Dan untuk memenuhi syarat di atas, kurma lah makanan yang paling baik. Mengapa? Karena kurma mengandung zat gula yang tinggi yaitu antara 75-87% dan glukosanya sebanyak 55%, fructose (fraktosa) 45% lebih tinggi dari jumlah protein, minyak dan beberapa vitamin (seperti vitamin A, B2, B12), dan sejumlah zat penting lain seperti kalsium, phosphor, potassium, sulfur, sodium, magnesium, cobalt, seng (zinc), florin, nuhas (tembaga), salyolosa, dan sebagainya. Fraktosa akan diubah menjadi glukosa dengan cepat dan langsung diserap oleh organ pencernaan, lantas dikirim ke seluruh tubuh, khususnya ke organ-organ inti seperti otak, syaraf, sel darah merah, dan sel pembersih tulang.
Di akhir puasa kita setiap harinya, glukosa dan insulin dalam darah yang datang ke katup hati akan bergetar. Artinya proses buka puasa kita bakal meminimalisir pemakaian glukosa yang diambil dari organ hati dan sel-sel ujung (seperti otot-otot dan sel syaraf) jadi sesuatu yang bisa menghilangkan setiap zat yang terkandung dalam gelokogen hati. Saat-saat seperti ini, organ-organ sangat bergantung untuk mendapatkan energi dari CO2 (karbondioksida) kimiawi dan oksida glukosa yang terbentuk dalam hati dari asam amino dan gleserol.
Jadi, melentur dan memanjangnya organ penyerap makanan jadi sangat berarti. Maksudnya, penyerapan glukosa yang cepat di dalam katup pembuluh darah vena di hati akan masuk ke dalam organ hati untuk pertama kalinya, kemudian masuk ke sel otak, organ pencernaan, otot-otot, dan seluruh jaringan tubuh yang laen. Makanya, zat gula itu makanan terbaik buat tubuh karena bisa menghentikan oksidasi karbon kimiawi, memangkas zat-zat berbahaya dalam tubuh, dan bisa meminimalisir lemahnya serta gemetarnya organ pencernaan. Hmmm.. rumit juga ya?
Dr. Hissam Syamsi Basya dalam tulisannya menjelaskan berdasarkan penelitian biokimia, satu kurma yang kita makan itu mengandung air 20-24%, gula 70-75%, 2-3% protein, 8,5% serat, dab sedikit sekali kandungan lemak jenuhnya (lecithine). Lain lagi dengan kurma mengkel (atau Ruthab) yang mengandung 65-70% air, 24-58% zatgula, 1,2-2% protein, 2,5% serat, dan sedikit mengandung lemak jenuh.
Sementara itu Dr. Ahmad Abdul Ra’ouf dan Dr. Ali Ahmad Syahhat pernah melakukan penelitian kimiawi dan fisiologi terhadap kurma, hasilnya? Sungguh menakjubkan!
- Jika kita buka puasa dengan kurma ruthab atau tamar, persentase kandungan zat gula kita akan naik, artinya bisa membantu menghilangkan penyakit anemia (kurang darah). Ruthab adalah kurma yang mengkel, yang masih segar, dan juga matang di pohon. Sedangkan tamar itu adalah kurma matang kering yang banyak terdapat di Indonesia.
- Waktu lambung kosong karena tidak makan seharian, saat berbuka, lambung akan lebih gampang mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula, malah lebih cepat dan maksimal lagi.
- Kandungan zat gula dalam ruthab dan tamar (tentunya dalam bentuk kimia sederhana) menjadikan proses pencernaan di lambung jadi sangat mudah, soalnya 2/3 zat gula yang ada dalam tamar dan ruthab bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat.
- Selain itu, kita juga tidak perlu minum banyak-banyak lagi sewaktu berbuka puasa jika kita makan ruthab atau tamar, karena sudah mengandung air 65-70%?! Tetapi sangat tidak dilarang untuk minum pun.
- Kandungan gula dalam kurma mampu memberi tambahan tenaga bagi orang yang berpuasa untuk terus beribadah tanpa rasa letih maupun mengantuk. Rasa letih dan mengantuk tersebut disebabkan karena makanan yang dikonsumsi saat berbuka puasa kebanyakan mengandung karbohidrat yang tidak menyediakan tenaga instan (tambahan).
Subhanallah… tidak heran jika manusia terbaik di muka bumi, Rasulullah saw. pun menganjurkan kita untuk berbuka puasa dengan kurma. Dan bagi kita, selain mendapatkan kesehatan tubuh tapi juga memperoleh pahala karena telah menjalankan sunnah Rasul. Wallahu’alam bil showab.
yang buat blog siapa namanya ????
BalasHapusby: B.T.L
to:anonim...
BalasHapusemang kenapa???
Dibalik sunnah ada kejayaan
BalasHapus